Cerita Sex Indonesia Aku mengikutinya, ikut masuk ke kamar untuk menanyakan apakah dia melihat CD-ku. Begitu kukuakkan korden kamarnya, aku melihat Mbak Is sudah melepas handuknya, tanpa sehelai benangpun. Kulitnya kuning, mulus, langsing dan kencang. Payudaranya berukuran sedang bulat. Aku kaget namun Mbak Is melihatku dengan tenang.
Kumpulan Album Cerita Dewasa Ngentot Terbaru 2022 Gairah Mesra Istri Sekdes
Mulanya aku agak tidak enak, tetapi karena Mbak Is bersikap cuek, maka aku pun nekad menatap secara langsung pamandangan itu dengan berani. "Tubuh Mbak Is, masih singset ya," pujiku mesra. "Ah, Dik Agus bisa aja," katanya dengan tenang, tetapi kemudian ia tersentak, "Eh, kok liat-liat Mbak, kan saru," bisik Mbak Is membuyarkan lamunanku. "Habis, rejeki kan tidak bisa dibiarkan," kataku nyengir. "Uh, dasar.." kemudian ia cepat-cepat mamakai pakaian. Jam 8 malam, karena tidak ada hiburan TV, dan suasana sudah sangat sepi, aku pergi tidur. Pak Sekdes kebetulan sedang menginap di rumah isteri tuanya. Lampu minyak tempel kuredupkan, dan bersiap untuk memejamkan mata.
Cerita sex, cerita sex 2021, cerita sex terbaru 2022, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2022 terupdate, cerita dewasa igo, cerita ngentot terlengkap.Tiba-tiba ada orang masuk ke kamarku. Setelah kuamati bayangan itu ternyata Mbak Is. "Dik Agus belum tidur ya," sapanya mesra. "Belum mbak," sahutku. "Mbak Is kedingingan nih, nggak bisa tidur," balasnya dan duduk di tepi tempat tidurku. "Tidur di sini saja Mbak," ajakku penuh birahi. "Nggak apa-apa nih," balasnya dengan senyum menggoda. "Nggak," bisikku. "Tapi jangan macam-macam ya," katanya sambil tertawa genit. Kugeser tubuhku ke kanan memberikan ruang bagi Mbak Is berbaring di sampingku. Mulutku terkunci lagi, karena gejolak yang sangat hebat berkecamuk di dalam dada ini ketika ia merebahkan tubuhnya di sampingku.
Bau parfumnya membuatku semakin bergejolak. "Dik Agus sudah pernah melihat perempuan telanjang nggak," akhirnya Mbak Is membuka percakapan. "Belum, kalau anak-anak sering, eh maksud saya baru sekali, lihat Mbak tadi.." "Apa Mbak masih singset sih?, khan Dik Agus bilang begitu tadi," tanyanya manja."Iya betul Mbak, betul, seperti di gambar porno saja," jawabku. "Dik Agus punya foto begituan." "Punya, sebentar ya saya ambilkan.." Kuambil majalah berwarna kategori triple X, kubesarkan lampu minyak di dinding. "Dik Agus dapat dari mana majalah ini," sambil menerima majalah yang kuberikan. "Serem.." komentarnya, tapi matanya terus menatap gambar orang sedang senggama. Pada gambar lain tampak adegan 69, dimana saling menjilati kemaluan lawannya. "Mbak pernah ngisep barangnya Bapak, nggak," tanyaku dengan berani. "Ah, Dik Agus ada-ada saja, jijik ah," jawabnya pura-pura malu.
"Enak Mbak, seperti ngisep kemaluan, khan enak," kataku lagi meyakinkan ."Memangnya Dik Agus pernah?" sambil menatap wajahku dalam-dalam, menjadikan aku gelagapan. "Belum, cerita teman-teman saya yang sudah kawin. Mbak mau disun kemaluannya," pancingku nakal. "Ah Dik Agus ini ada-ada saja, malu ah," Sambil tangannya menyingkirkan tangan saya yang sudah melingkar di perutnya. Tapi tanganku kembali merangkul tubuhnya, kali ini agak ke atas dekat dengan buah dadanya. "Emang Bapak nggak pernah ngesun barangnya Mbak?" tanyaku. "Ah, Bapak kan sudah tua, nggak mau yang macem-macem," obrolan yang semakin menjurus ini menjadikan kemaluanku makin mengeras, sehingga celanaku terasa semakin sempit. Aku terus mencari akal agar malam itu tidak terbuang sia-sia.
Belum sempat aku menemukan caranya, tiba-tiba ia menarik tanganku ke atas sehingga menyentuh buah dadanya yang montok. Aku segera bereaksi dan mulailah mengelus-elus buah dadanya. Kulihat wajahnya sudah berubah, nafasnya memburu, kusingkap gaun tidurnya ke atas, dan ia membiarkannya bahkan melepasnya sendiri. Dan kemudian melepas BH-nya, sehingga buah dada montoknya yang tadi siang kulihat, kini dapat kusentuh, kuelus-elus dan kupencet-pencet kekenyalan buah dadanya.Mbak Is kembali berbaring, bibirnya menyambut dengan hangat ketika kucium Mbak Is. Sambil berciuman tanganku bergerilya, sampai di sekitar kamaluannya. Kuelus pahanya dan akhirnya kemaluannya dari luar celana dalamnya. Mbak Is semakin liar mempermainkan bibirnya dan lidahnya, melumat habis bibirku. Kuselipkan jariku lewat samping celana dalamnya meraih liang senggamanya, ternyata sudah basah kuyup. Bersamaan dengan itu, ia raih pula kemaluanku.
Kubantu membuka celanaku dan semua yang menempel di bajuku. Dengan kencang ia terus memegang kemaluanku, seakan sudah menjadikan haknya dan tidak ingin melepaskannya. Sementara aku terus mencium semua permukaan kulitnya. Sampai pada bukit kembarnya, kuisap, kusedot dan kujilati puncaknya hingga membuatnya semakin memburu nafasnya. Begitu kuteruskan jelajahanku ke bawah lepaslah pegangan di kemaluanku, sampai dipusar dan terus ke bawah sampailah di selangkangannya. Kulebarkan pahanya, tetapi dia menahannya."Jangan ah, malu," sambil merapatkan pahanya dan menutupi kemaluannya dengan tangannya.Aku terus menciumi pahanya, menjilati dan mengecupnya. Lama- lama makin ke dalam pahanya.
Mbak Is mulai mengendorkan kakinya, kubuka pelan-pelan pahanya. Pelan-pelan pula ia mau membukanya. Sampai akhirnya rela juga mengangkangkan pahanya dengan lebar, sehingga membuatku mempunyai ruang yang jelas untuk menyaksikan pamandangan yang sangat membangkitkan nafsuku itu. Segera kusergap bagian yang sangat dirahasiakan wanita itu. Begitu lidahku kupermainkan di bibir kemaluannya sebelah atas. Ia segera menjerit histeris sambil menjambaki rambutku. Pinggulnya dia angkat tinggi- tinggi, gerakannya semakin liar sambil mulutnya meneriakkan suara yag tidak jelas. Kemaluannya semakin basah saja, bercampur dengan ludahku untuk memberikan kehangatan pada liang senggamanya. Beberap menit kemudian ia sampai pada puncak yang tertinggi, disertai dengan lengkingan yang tertahan karena wajahnya ditutupi bantal. Tubuhnya menegang dan pinggulnya diangkatnya tinggi-tinggi.
Beberapa detik kemudian terkulailah dia. Selanjutnya kuambil posisi, kuarahkan kejantananku pada liang kemaluan, pada tubuh yang lunglai itu. Mbak Is diam saja, hanya sekali-sekali menciumiku. Aku masukkan batang kemaluanku pada liang senggamanya yang basah kuyup sehingga licin luar biasa. Mbak Is diam saja ketika kugenjot dengan cepat sehingga buah dadanya tergoncang kesana kemari. Mbak Is mulai merasakan kenikmatan lagi, makin lama dahinya makin dikernyitkan pertanda birahinya mulai naik. Tetapi lahar yang sudah lama kubendung keburu keluar, segera kutarik. Mbak Is, mulanya menahan bokongku, agar kemaluanku tetap terselit di lipatan kemaluannya. Tetapi karena tenaganya sudah habis, lepas juga kemaluannya dan kukocok dengan cepat sehingga muncratlah di atas perutnya yang indah. Mbak Is dengan takjub menyaksikan peristiwa muncratnya spermaku. Lalu tersenyum manis. "Kok nggak dikelaurin di dalam," tanyanya.
"Nanti kamu hamil," jawabku mesra. "Paling Bapak juga nggak tahu kalau itu anakmu," jawabnya dengan enteng. Sejak saat itu aku jadi jarang pulang, ketika hari Sabtu dan Minggu kupergunakan mencuri-curi waktu agar bisa bermain dengannya. Apalagi kalau sedang sepi. Misalnya tidak ada cukup waktu untuk melakukan senggama, maka ia aku suruh saja mengocok hingga keluar. Sejak itu sepertinya Mbak Is semakin ceria saja. Sampai selesai waktu KKN-ku, aku tidak kurang melakukan senggama secara sempurna sebanyak delapan kali. Tanpa ada seorangpun yang tahu dan curiga. Dan ternyata ini membawa berkah lain, yang paling menonjol adalah cara Mbak Is dalam melayani suaminya yang sepertinya berlebihan Desahan mangerku.. Kejadian ini berlangsung beberapa tahun yang lalu, waktu itu saya dipindahkan oleh manajemen ke Bandung untuk memimpin kantor cabang Bank di Bandung.
Suatu hari, sore sekitar pukul 18.00 WIB menjelang malam sebelum pulang, saya ngobrol dengan operational manager saya di ruangan saya. Di kantor tinggal kami berdua, office boy dan para marketing sudah ijin pulang. Saya berdiri dengan badan merapat di badannya yang duduk di kursi sambil saya memandang ke arah jalan di luar. Saking dekatnya tak terasa kemaluan saya menempel ke lengan kanannya. Saya sejenak tertegun akan apa yang terjadi, tetapi dia kelihatannya suka dan cuek saja sambil sedikit senyum dikulum. Sedikit saya gambarkan operational manager saya yang seksi ini, saya tidak akan menyebutkan siapa namanya, saya tidak ingin dia menjadi malu karena sampai saat ini kami masih tetap berhubungan baik.
Wajahnya cukup cantik, manis dengan senyum yang menggoda, dia memiliki tubuh yang mungil dengan rambut sebahu, kulitnya putih sekali karena dia orang Chinese, buah dadanya tidak begitu besar tapi sangat padat, bibirnya sangat sensual. Tiba-tiba tangannya memegang jari-jari tangan kanan saya lalu mengusapnya perlahan, lalu saya memandang wajah cantiknya, dia tersenyum. Saya ingin sekali memeluk tubuh mungilnya. Dengan perlahan saya menurunkan muka saya ke mukanya, saya sentuh bibir seksinya, saya cium dengan lembut, dengan penuh perasaan, lalu dia balas dengan melumat bibir saya dengan kuluman lidahnya yang menggairahkan sambil menarik dasi saya untuk lebih merapat ke badannya. Tangan sayapun mulai turun mengusap-usap buah dadanya, tangannya pun tidak mau kalah, batang kemaluan saya diusap-usap dan diurut-urut dengan lembut dari luar pantalon saya. Sebelum saya lebih bernafsu, saya kunci pintu, saya ingin take safe. Saya langsung memeluk dan menciumi seluruh muka dan lehernya begitu saya kunci pintu kantor saya. Dia mendesah dan mengerang nikmat tidak karuan. Ini yang saya sukai darinya, dia begitu expresive dan amat menikmati ciuman dan cumbuan saya.
Dengan agresif dia membuka celana saya, lalu dia duduk sambil memasukkan penis saya ke dalam mulutnya dan menghisapnya perlahan-lahan lalu menariknya kembali sambil kedua bibirnya mengatupkan rapat di seputar batang kemaluan saya. Oooh, inilah yang saya paling sukai dari dia, pintar sekali mengulum kepunyaan saya. Saya tahu bahwa dia sangat mencintai saya, karenanya dia selalu memberikan yang terbaik untuk saya. Saya benar-benar sudah tidak tahan. Segera saya tarik badannya dan saya dudukkan di atas meja saya, kedua kakinya menjuntai ke kursi.
Dia benar-benar pasrah waktu saya angkat rok mininya lalu saya tarik celana dalamnya, lalu saya lumat habis selangkangannya, "Aahh", dia menjerit perlahan sambil menjambak rambut saya. Lebih kurang 10 menit saya melakukan foreplay lalu saya masukkan kemaluan saya ke dalam lubang cintanya. Pelan-pelan saya mulai menggoyang pantat saya maju mundur, diapun menggoyang-goyangkan pinggulnya naik turun mengikuti irama pantat saya, kaki kanannya saya angkat ke pundak saya sambil jari tangan kiri saya meremas-remas kedua buah dadanya. Lima menit kemudian dia mempercepat gerakannya sambil mendesah- desah, "Oohh..., Maasss..., Maass..., nikmat Maass", desahnya.
Tiba-tiba kaki kanannya diturunkan, kemudian kedua kakinya dilingkarkan ke belakang pantat saya, lalu dia setengah bangun, tangan kanannya memegang leher saya, sedangkan tangan kirinya menopang badannya. Bibirnya menciumi dada saya lalu lidahnya menjilat- jilat puting dada saya. "aaghh Pak..., ooohh.., Pak..., eennaakk paakk..., uuughh", begitulah rintihan dan lengguhan nikmatnya seirama dengan maju mundurnya pantat saya. Batang kemaluan saya terasa lebih besar setelah sekitar 20 menit menerobos dan membongkar habis kemaluannya yang merah dan menggairahkan. Saya merasakan bahwa lubang kemaluannya semakin basah namun pijatan- pijatan di dalam lubang kemaluannya semakin terasa getarannya.
Lima menit kemudian dia bangun memeluk tubuh saya erat sekali sambil menciumi dagu saya, pantatnya bergetar hebat dengan kedua kakinya yang semakin erat melingkar di belakang pantat saya. "Ougghh..., hh..., Pak..., oohh..., Paak..., saya mau keluaar..., oooh..., oouuuggh..., maauu keluuaarrr..., sebentar lagi paak", desahnya sambil terus mengerang-erang kenikmatan. Saya semakin bergairah dan menambah kecepatan maju mundurnya pantat saya.
Tiba-tiba saya merasakan badannya menegang dan menggelepar- gelepar beberapa detik, dia sedang merasakan ejakulasi, saya kembali mempercepat gerakan pantat saya sambil saya peluk dia erat dan saya mendesah-desah dan membisikkan "Ahh..., kamu..., aagghh..., aaghh..., agghh..., kamu punya nikmat sekali sayang", demikianlah kebiasaan kami bila bercinta, kami selalu saling apresiasi bila salah satu dari kami mencapai puncak kenikmatan. Baca Juga: Cerita Dewasa Ngentot Pertama Kali Mengenal Cinta
Badannya kembali mengejang kuat sambil bergetar hebat menikmati irama goyangan pantat saya serta dahsyatnya batang kemaluan saya. "aagghh..., Paak..., saya keluaarrr Paak", teriaknya. Bersamaan dengan telah mencapai puncak orgasme manager saya itu, maka saya tekan habis-habisan batang kemaluan saya hingga saya rasakan menyentuh dinding vaginanya.
Nikmat sekali memang rasanya, saya tetap terus memaju mundurkan pantat saya, maklum saya termasuk pria yang butuh waktu lama bila bercinta. Apalagi kemaluan saya yang perkasa ini. Bagi anda para pembaca wanita, anda bisa membayangkan kemaluan saya seperti apa, kemaluan saya tidak begitu panjang tapi sangat keras sekali, sekitar 14 cm dengan diameter sekitar 3,8 cm, berwarna coklat sedikit pink dengan kepala kemaluan bundar menawan dan mengkilat.
Banyak sekali wanita yang mengagumi kemaluan saya. Mereka umumnya selalu merasa exited dan ingin selalu mem-blowjob-nya. Sampai suatu ketika saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak kenikmatan. Saya bisikkan bahwa saya mau keluarin di mulutnya.
Dia tersenyum dan mengedipkan matanya pertanda setuju. Saya merasa sangat terangsang dan dihargai, lalu saya percepat gerakan batang kemaluan saya keluar masuk liang vaginanya yang kini terasa lebih sempit dan sedikit kering. Dia membisikkan kata-kata kenikmatan, "Ouuugghh..., ough..., ough..., Paak..., "Pakk..., uuuhh nikmat sekali punya bapaak..., saya mau kelluar lagiii Paak", teriaknya.
Tiba-tiba badannya mengejang dan bergetar hebat beberapa saat, rupanya dia keluar untuk kedua kali. Saya mempercepat gerakan, 2 menit kemudian ketika saya sudah tidak tahan lagi, saya keluarkan batang kemaluan saya dari liang vaginanya, lalu dia langsung jongkok bersimpuh dan saya mulai meremas-remas rambut dan sedikit menjambaknya sebelum saya ejakulasi. Lalu..., "Cret..., cret..., crettt..., crett", saya muntahkan cairan sperma saya ke dalam mulut seksinya.
Sebagian yang masuk ke dalam mulutnya langsung ditelan, sebagian lagi mengenai mata, hidung dan dagu serta turun mengenai buah dadanya. "Ugh nikmat sekali". Kami lalu berpelukan sambil membisikkan kata-kata sayang, setelah kami berpakaian dan sama-sama merasa rapi, saya antarkan dia pulang ke rumahnya di kawasan Jl. Setia Budi sambil saling berjanji untuk melakukannya esok hari.
Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak.