Kisah Sex Nyata Sensasi Ngentot Sama Daun Muda

Kisah Hot Dewasa Terbaru, Koleksi Kisah Mesum Pelajar, Kisah Seks Amoy Cantik, Cerita Mesum Terlangka, Cerita Sex Terkini, Cerita Abg Binal Ngentot, Mengungkap Cerita Ngentot Terselubung, Tante Girang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Seputar Sex Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Sex Pemerkosaan Terganas, Sex Sedarah Terhits, Skandal Mesum Tante Girang, Kisah Pesta Sex Remaja, Foto Syur Hot, Foto Bugil Terbagus, Tips Seksual Terlengkap dan Terpercaya.
 
 Kumpulan Kisah Sex Nyata Terbaru 2018 Sensasi Ngentot Sama Daun Muda
cerita sex asli, cerita sex daun muda, cerita dewasa daun muda, cerita sex nyata daun muda, cerita dewasa daun muda, kisah ngentot dengan daun muda igo bispak
Kisah Sex Nyata Sensasi Ngentot Sama Daun Muda
Cerita Sex Asli 2018 Marwah baru berusia 29 tahun, tapi sudah menjanda Suaminya mati dalam sebuah kecelakaan bus, meninggalkannya sendirian dengan tiga orang anak yang masih kecil-kecil Hidupnya jadi susah, karena itulah ia pulang ke desa untuk hidup bersama kedua orang tuanya    
Cerita sex, cerita sex 2018, cerita sex terbaru 2018, cerita sex igo, cerita sex selingkuh, cerita sex sedarah, cerita sex perkosaan, cerita sex perawan, cerita sex 2018 terupdate.
Menjadi seorang janda bukan berarti sudah tidak menginginkan sex lagi Itu salah Buktinya, Marwah masih saja menginginkannya, apalagi sudah lama ia tidak mendapatkannya Memeknya jadi gatal, tapi ia harus sekuat tenaga menahannya Sebagai seorang wanita yang baik, ia tidak boleh terlalu vulgar mengumbar nafsu birahinya    

Di desa, Marwah memelihara ayam Dia juga mempunyai sebuah kolam ikan peninggalan almarhum suaminya serta beberepa petak sawah dan sedikit ladang kering Sehari-hari ia sibuk mengurusnya, lumayan untuk sedikit mengalihkan perhatiannya    

Sehari-hari, ia akrab dengan seorang anak pengangon kambing yang sesekali suka mengusilinya       Namanya Adi, usianya baru 15 tahun       Selain usil, Adi juga suka bicara seenaknya       Mulanya Marwah risih juga mendengar perkataannya yang tak senonoh itu       Tapi setelah memperhatikan, ternyata anak itu hanya berkata jorok bila mereka berdua saja, dan semua kata-katanya tidak sampai terdengar keluar       Hanya mereka berdua yang tahu       Itu membuat Marwah yakin kalau Adi adalah anak yang pintar menjaga rahasia    

Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa itu…

Hari sudah beranjak sore ketika Marwah berniat untuk mandi       Itu adalah rutinitasnya seperti biasa, tapi entah mengapa, sore itu ia merasa tidak enak hati, seperti ada yang membuatnya deg-degan       Perasaannya jadi tidak menentu, naluri kewanitaannya mengatakan bakal ada sesuatu yang terjadi       Entah itu baik ataupun buruk    

Dan benar saja, saat mau menyirami tubuh telanjangnya yang sudah disabuni, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sepasang mata yang mengintip penasaran dari balik dinding gedek       Seperti umumnya kamar mandi di desa, kamar mandi Marwah juga cuma ditutup gedeg atau anyaman bambu sebagai sekatnya       Siapapun yang berniat mengintip akan dengan mudah melihat dari celah dinding bambu       Dan sore ini, Adi melakukannya       Ya, Marwah sangat hafal sekali, itu adalah sepasang mata milik si bocah    

”Adi, ngapain kamu?!” tanya Marwah dari dalam    

“Ya, ini aku, Budhe…” jawab Adi enteng tanpa merasa bersalah sedikitpun       Ia malah tersenyum lebar karena sudah berhasil mengintip tubuh montok Marwah yang sehari-hari tertutup jubah panjang dan jilbab lebar       Memang, tidak semua orang bisa seberuntung dirinya saat ini    

Dalam hati, Marwah membatin, ”Nakal sekali anak ini, harus aku kasih pelajaran!” Dan pelajaran yang cocok untuk anak semacam Adi adalah… Marwah akan membiarkan bocah kecil itu terus mengintip tubuhnya! Rasain, biar saja dia jadi puyeng karena melihat seluruh tubuhnya       Marwah tidak peduli       Salah sendiri jadi anak kok nakal banget    

Pura-pura tidak terjadi apa-apa, Marwah meneruskan acara mandinya       Sambil mengguyur tubuh montoknya yang masih penuh busa sabun, ia sedikit meliuk-liukkan tubuhnya, memamerkan bokong dan payudaranya yang bulat montok pada Adi       Tersenyum dalam hati, Marwah memperhatikan betapa Adi terdiam dan terkagum-kagum memandanginya       Bocah itu melotot dengan air liur hampir menetes keluar    

Jangankan Adi yang baru beranjak gede, orang-orang di pasar saja suka usil bila melihat Marwah       Mereka suka mencolek dan menggodanya kala Marwah menjual telur bebek ke salah satu kios langganannya       Dengan kemolekan tubuhnya, Marwah dengan cepat menjadi idola para pedagang telur di pasar inpres       Tapi untunglah, dengan dandanannya yang alim dan sopan, sampai saat ini belum ada yang berani berbuat macam-macam kepada dirinya       Dan Marwah berharap, semoga selamanya juga tidak ada       Dia ingin menjalani hidupnya di desa ini dengan tenang       Marwah tidak ingin mencari masalah    

Setelah tubuhnya bersih, Marwah mengambil handuk yang ada di cantolan baju       Pelan dia mengusap sisa-sisa air yang masih menempel di tubuh montoknya       Diperhatikannya Adi yang masih tetap setia mengintip dari celah dinding       Marwah tersenyum, ia berniat untuk unjuk diri sekali lagi       Entah kenapa, menghadapi Adi yang usil, sisi liar Marwah jadi bergejolak seperti ini       Padahal biasanya ia cukup teliti menjaga aurat, buktinya ia selalu mengenakan baju panjang dan jilbab kalau keluar rumah       Marwah tidak ingin ada yang menikmati lekuk tubuh montoknya secara gratis    

Menghadap persis ke arah Adi, Marwah mulai beraksi       Sedikit membusungkan dada, ia mulai meremas-remas kedua bukit kembarnya berulang kali, membuat benda yang masih kelihatan padat meski sudah digunakan menyusui 3 orang bayi itu semakin terlihat indah       Marwah juga memilin-milin putingnya yang mungil kecoklatan, yang kelihatan sangat kontras dengan kulit tubuhnya yang putih mulus       Tak berhenti sampai di situ, tangan Marwah turun ke bawah dan mulai mengusap-usap bibir vaginanya       Dia mencolokkan dua jarinya ke dalam dan mulai mengocoknya dengan begitu lembut       Di luar, Adi menegang dan terpana saat melihat Marwah yang mulai bermasturbasi di depan matanya    

Adegan itu terus berlangsung selama beberapa menit sampai akhirnya Marwah menjerit keenakan tak lama kemudian       Dari memeknya memancar air bening yang amat deras       Adi tak berkedip memandanginya, bahkan ia terlihat semakin menempelkan matanya di dinding kamar mandi agar bisa melihat lebih jelas lagi    

Terengah-engah penuh kepuasan, Marwah mengguyur tubuhnya       Ia mandi sekali lagi       Dilihatnya Adi masih setia mengintip apapun yang ia lakukan       Marwah segera menegurnya       ”Sudah, Di       Sudah tidak ada yang bisa dilihat      ” katanya begitu acara mandi sore itu selesai    

Tidak mendengar jawaban, Marwah menebak kalau Adi sudah pergi       Hari sudah mulai gelap hingga ia tidak bisa melihat ke antara celah dinding kamar mandi       Marwah segera mengenakan baju panjangnya kembali dan berjalan keluar menuju rumah    

***

Hari masih pagi ketika Marwah pergi ke sawah untuk melihat bebek-bebeknya       Saat itu dia membawa beberapa buah singkong goreng sebagai bekal       Setelah memastikan bebeknya tidak ada yang hilang dan selesai memberi makan mereka, Marwah pergi ke gubuk di tengah sawah untuk beristirahat       Saat sedang asyik memakan bekalnya, dilihatnya Adi datang mendekat       ”Hmm, mau apa bocah nakal itu sekarang?” batin Marwah dalam hati       Dilihat dari cengirannya yang usil, sepertinya Adi tidak merasa bersalah dengan peristiwa kemarin    

”Pagi, Budhe… habis ngasih makan bebek ya?” tanyanya    

”Iya,” Marwah mengangguk       ”Mana kambingmu?” ia bertanya       Tidak biasanya Adi pergi sendirian ke sawah tanpa dibuntuti kambing-kambingnya    

”Sudah dibawa bapak ke bukit sana,” Adi menunjuk bukit kecil yang ada di sebelah kiri mereka    

”Kemarin kamu mengintip Budhe ya, kenapa?” tanya Marwah saat Adi sudah duduk di sebelahnya    

”Adi suka nglihat tetek Budhe yang gede,” jawab Adi enteng    

Marwah memperhatikan payudaranya       Memang benar, meski tertutup baju panjang dan jilbab lebar, benda itu terlihat sangat bulat dan menggiurkan       Anak sekecil Adi aja tahu kalau tetek Marwah begitu montok dan besar       Bocah itu tidak salah       ”Selain tetek Budhe, kamu mau lihat apa lagi?” pancing Marwah, entah kenapa dia jadi bertanya seperti ini    

“Ya… apalagi kalau bukan tempeknya Budhe,” kata Adi seenaknya       Yang dimaksud dengan tempek adalah kemaluan wanita, alias vagina    

“Kamu masih kecil, tapi sudah gatal,” Marwah nyeletuk       Meski tahu kalau Adi sedikit nakal, dia tetap sayang kepada bocah itu karena Adi suka membantunya kalau Marwah lagi sibuk di sawah sendirian       Semua penduduk desa tahu kalau mereka sangat dekat dan akrab       Tapi tak seorang yang tahu kalau Adi suka ngomong jorok dan seenaknya    

”Tempek Budhe kemarin gatal ya, kok sampe digaruk segala?” tanya Adi mengenai masturbasi Marwah    

Marwah tersenyum lebar, ”Bukan gatal, Budhe cuma pengen kencing aja      ” dia mengarang alasan    

”Perasaan, kalau ibuku kencing nggak sampai seperti itu deh,” sahut Adi    

”Kamu pernah melihat ibumu kencing?” tanya Marwah tak percaya, benar-benar sudah kelewatan bocah satu ini    

”Nggak ngeliat langsung, cuman nggak sengaja saat ibu jongkok di kebun belakang      ” jelas Adi    

”Dasar kamu ya,” Marwah mengacak-acak rambut bocah itu       ”Eh, kalau ngintip ibumu mandi mandi, pernah nggak?” tanya Marwah, tiba-tiba saja terlintas pikiran itu di otaknya yang tertutup jilbab    

Adi mengangguk       ”Iya, pernah      ”

“Gimana tetek ibumu, gede kan?” tanya Marwah penasaran       Dia memang pernah sekali melihat ibu Adi sedang mandi di sungai, dan menurutnya tubuh perempuan itu cukup menarik juga meski wajahnya tidak cantik-cantik amat    

Adi terdiam membayangkan, ”Lumayan sih, tapi tetep lebih gede punya Budhe,” jawabnya sesaat kemudian    

Marwah tertawa mendengarnya       ”Itu karena usia ibumu sudah tua, jadi teteknya kendor       Coba kalau seusia Budhe, pasti ukurannya bakal sama      ”

Adi menggeleng, ”Nggak, masih lebih bagus punya Budhe      ”

Marwah tertawa lagi       “Trus, emang kenapa kalau lebih bagus punya Budhe? Kamu mau ngapain?” tantangnya    

Adi tersipu malu, ”Ya nggak apa-apa sih       Adi cuma pingin pegang, pingin hisap, pingin remas-remas!” kata bocah itu sekenanya    

“Ah, kamu ini… dasar anak kecil!” Marwah kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi    

“Kecil apanya? Nih Budhe lihat!” tanpa disangka oleh Marwah, Adi tiba-tiba berdiri dan memelorotkan celananya    

”Adi!” pekik Marwah saat melihat kontol Adi yang sudah ngaceng keras       Walau bulunya masih sangat sedikit, tapi benda itu tampak begitu mempesona       Bagi seorang wanita yang haus akan sentuhan seperti Marwah, melihat kontol tepat di depan matanya seperti sekarang, tak urung dengan cepat membuat darahnya berdesir       ”Gila       Anak umur limabelas tahun, tapi kontolnya sudah mirip orang dewasa,” batin Marwah dalam hati    

“Gimana, besar kan, Budhe?” tanya Adi bangga sambil semakin memamerkan penisnya    

“Ya, lumayan juga      ” Marwah tak sanggup memalingkan mukanya dari benda coklat panjang itu    

”Kok cuma lumayan, ini kan sudah gede banget      ” protes Adi tidak terima    

”Memang gede sih, tapi kan belum pernah dipakai       Mana bisa tahu kuat apa nggak?” pancing Marwah lebih nakal lagi    

“Dipakai buat ngentot ya, Budhe?” tanya Adi polos    

Marwah mengangguk mengiyakan       ”Iya, kamu sudah pernah ngentot belum? Aku yakin belum!” yakin Marwah    

Adi tersipu malu, “Aku kepingin ngentot, Budhe, tapi bagaimana?” tanyanya bingung    

”Bukan bagaimana, tapi sama siapa! Kalau soal cara ngentot sih, Budhe bisa ngajarin      ” tawar Marwah    

Adi langsung menyeringai lebar mendengarnya, ”Ya betul! Kenapa nggak sama Budhe aja?” kata Adi ceplas-ceplos    

“Gila kamu! Ngajarin kan bisa lewat tulisan atau cerita, nggak perlu harus ngentot langsung      ” kilah Marwah    

“Ayolah, Budhe       Masak cuma lewat tulisan, nggak seru dong!” kata Adi    

Marwah diam tidak menjawab       Dia tampak berpikir keras       Sebagai seorang wanita berjilbab, ia tidak boleh melakukannya       Tapi di sisi lain, hati kecilnya tidak bisa dibohongi       Pembicaraan ini telah memancing gairahnya       Ditambah dengan kontol Adi yang besar, yang terus tersaji indah di depannya, membuat Marwah jadi sangat kesulitan untuk menentukan sikap    

Bebek-bebek terus bersuara di sekitar mereka, terkadang berenang kian kemari di air sawah yang baru saja dipanen       Binatang berkaki selaput itu berebutan memakan biji padi yang masih banyak berserakan disana       Sisanya yang tidak kebagian mencocorkan paruhnya ke pematang sawah, berharap mendapat cacing atau siput yang sedang sial    

“Boleh ya, Budhe?” Adi mendesak semakin berani    

Marwah menghela nafas       Ia memandangi bocah kecil itu dan tersenyum, “Benar kamu mau tahu?” tanyanya penasaran dengan kemampuan Adi    

“Iya, Budhe       Aku pengen sekali ngentot       Apalagi dengan orang secantik Budhe, aku pingin sekali!!” seru Adi penuh semangat    

“Tapi kamu tidak boleh bercerita kepada siapapun juga       Sumpah?” kata Marwah serius    

“Sumpah, Budhe       Aku nggak bakal cerita sama siapapun      ” Adi menganggukkan kepalanya    

Marwah tersenyum dan kembali mengacak-acak rambut gondrong Adi       ”Sebentar ya,” dia melihat sekeliling, memastikan kalau mereka aman       Gubuk itu berbentuk terbuka, dengan anyaman bambu yang menutupi hingga sebatas pundak       Kalau mereka duduk, dari kejauhan, hanya kepala mereka yang terlihat       Marwah menyadari hal ini dan tersenyum       Mereka bisa melakukannya!

Situasi juga sangat memungkinkan       Hari yang masih pagi membuat para petani sibuk di sawah masing-masing       Tidak akan ada yang melihat ke arah gubuk, atau bahkan mendatangi tempat dimana Adi dan Marwah sedang berada sekarang       Ditambah suara ratusan bebek yang berkuek-kuek nyaring, itu bisa menyamarkan dengan baik suara desahan mereka saat ngentot nanti       ”Sempurna!” Marwah membatin dalam hati       Dia kemudian berpaling kembali pada Adi    

“Kamu telentang di sini dan tetap pakai bajumu       Kalau ada orang lewat, kamu cepat menaikkan kembali celanamu!” kata Marwah memberi instruksi    

Adi segera mengikuti apa yang dianjurkan oleh perempuan cantik itu       Dia tidur telentang dan celana melorot hingga sebatas paha, memperlihatkan burung besarnya yang mendongak gagah mencari mangsa       Marwah mengelus-elus burung Adi sebentar sampai benda itu menjadi benar-benar keras       Gila, ternyata kontol itu bisa membengkak sampai dua kali lipat, ukurannya juga menjadi sedikit lebih panjang       Marwah sampai geleng-geleng kepala dibuatnya    

”Baru umur segini sudah begini gede, gimana kalau sudah besar nanti?” Marwah membatin dalam hati, menyadari potensi pada diri Adi sebagai pria perkasa    

Tak tahan, Marwah segera mengangkat baju panjangnya ke atas, ia menyingkapnya hingga ke pinggang       Dibiarkannya Adi mengelus-elus kulit pahanya yang putih mulus sebentar       ”Kamu suka, Di?” tanyanya sambil melepaskan celana dalam       Dengan nakal dipamerkannya lubang memeknya yang sempit pada bocah kecil itu    

”S-suka… suka banget, Budhe!” sahut Adi dengan mata nanar menatap gundukan memek Marwah yang tersaji indah di depan hidungnya       Dengan tangan gemetar ia mulai mengusap-usap dan memijitinya    

”Isap, Di,” kata Marwah sambil menggeser sedikit tubuhnya, ia menaruh belahan memeknya tepat di depan mulut si bocah kecil    

Adi dengan penasaran segera menjulurkan lidahnya       Rasa memek Marwah yang segar dan harum membuatnya suka, iapun menjilat dan menghisap benda itu dengan begitu rakus       Adi bahkan sampai membenamkan muka ke dalam lubangnya       Ia bernafas disana       Marwah yang menerimanya jadi kelojotan tak karuan       Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, dan begitu mendapatkannya, ternyata Adi begitu pintar       Gerakan lidahnya bagai orang yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, padahal Marwah tahu, ini juga saat pertama Adi    

”Ahh             Terus, Di       Yah, disitu… isep yang mungil itu       Itu namanya itil, Di       Enak banget kalau diisep! Oughhh!” Marwah merintih tak karuan       Tangannya menggapai-gapai untuk mencari pegangan agar tidak sampai ambruk karena saking nikmatnya       Tapi yang ia temukan malah kontol besar Adi       Tak apalah, daripada tidak ada sama sekali       Marwah segera memeganginya dan mulai mengocoknya pelan    

Adi yang mendapat suntikan rangsangan dari Marwah, melenguh pelan dan mulai menjilat semakin keras       sekarang bukan lidahnya saja yang bekerja, tapi juga tangannya       Adi menyusupkan tangannya ke balik baju terusan Marwah dan menyelipkannya di balik BH perempuan cantik itu       Diremas-remas tetek Marwah yang menggantung indah, yang selama ini selalu menjadi obsesinya dengan penuh nafsu       Ugh, benda itu terasa begitu empuk dan kenyal       Ukurannya yang sangat besar membuat tangan mungil Adi tidak bisa mencakup semuanya       Dengan dua jari, Adi menjepit dan memilin-milin putingnya yang terasa mengganjal       Sebentar saja, benda itu sudah menjadi begitu kaku dan keras, sama dengan kontolnya yang kini mulai dijilat dan diciumi oleh Marwah    

Saling mengulum kemaluan, mereka kini berposisi 69       Marwah di atas dan Adi di bawah       Melihat kontol Adi yang menjadi kian keras dan panjang membuat Marwah jadi tak tahan       Maka sambil menyodorkan memeknya ke mulut mungil si bocah, ia pun mulai menunduk untuk mengulum dan menjilati batang penis Adi    

Adi yang mendapat tambahan rangsangan dari Marwah, memekik gembira       Dengan penuh nafsu ia menjilat dan menghisap memek sempit si ibu muda, sementara kedua tangannya terus bergerilya meremas-remas gundukan payudara Marwah yang sekarang menggantung indah di balik bajunya dan sudah tidak tertutup BH    

Cukup lama mereka berada dalam posisi seperti itu sebelum akhirnya Marwah bangkit dan mulai mengangkangi tubuh Adi       Menghadap lurus ke arah si bocah, Marwah menaruh kedua lututnya di atas balai-balai gubuk yang terbuat dari bambu       Ditangkapnya burung Adi yang sudah menyundul-nyundul tak sabar di depan pintu gerbang surganya, lalu dituntunnya benda itu agar segera memasukinya secara perlahan       Memek Marwah terasa sangat lengket dan basah, campuran antara cairan kewanitaannya yang merembes keluar dan air liur Adi       Marwah terus menekan tubuhnya ke bawah saat batang penis Adi sudah menyelinap masuk    

”Oughhh…” Adi merintih begitu merasakan kehangatan lubang memek Marwah yang menyelimuti batang penisnya       Lorongnya terasa begitu lembut dan hangat, juga sangat menggigit sekali hingga membuat Adi yang doyan onani jadi merem melek keenakan    

Sambil mengoyang perlahan-lahan, Marwah berpura-pura lagi menjaga bebeknya       Ketika ada seseorang lewat di pematang seberang, dia sengaja berteriak-teriak menghalau bebek-bebeknya       Orang itu tersenyum dan menyapa Marwah, ”Giat amat, Mbak Marwah       Pagi-pagi sudah ke sawah      ”

Menahan desahannya, Marwah tersenyum dan menjawab, ”Iya nih, Pak, oughhh… bebeknya nakal, ahh… suka nyosor ke sawah orang, ughh!”

Petani tua yang menyapanya memicingkan mata, ”Mbak Marwah nggak apa-apa? Kok kayak kesakitan gitu?” tanyanya curiga    

Marwah kembali tersenyum, ”B-banyak semut, ehss… pada ngegigit kaki saya!”

Pak Tua tersenyum, ”Hati-hati, Mbak       Disini semutnya nakal-nakal, sukanya gigit wanita cantik      ”

”I-iya, Pak, arghhh!” Marwah memekik       Saat itu, berbaring di bawah tubuhnya, Adi menggenjot penisnya semakin keras       Begitu kencangnya tusukan itu hingga beberapa kali kontolnya yang panjang menembus memek Marwah hingga ke pangkal       Marwah jadi kelojotan dibuatnya       Ia merasa sangat nikmat sekali    

Tetap tersenyum, sambil geleng-geleng kepala, si Petani Tua pergi meninggalkan Marwah       Dia meneruskan langkah menuju ke sawahnya sendiri    

”Eghh… Budhe!” Adi memeluk kedua paha Marwah dan menggoyang pinggulnya semakin cepat       Dia juga merasa nikmat, bahkan lebih nikmat daripada yang dirasakan Marwah, mungkin karena ini adalah persetubuhan pertamanya    

Setiap hari, setiap kali angon kambing, Adi selalu berfantasi dan berbicara tentang kecantikan Marwah dengan teman-temannya       Bocah-bocah kecil itu ramai ngomongin betapa molek dan montoknya ibu muda itu       Beberapa kali mereka saling menantang, bertanya siapa yang berani menggoda Marwah duluan       Dan sampai berbulan-bulan, ternyata hanya Adi yang berani mendekatinya       Dan sekarang dia mendapatkan hasilnya, Adi bisa merasakan tubuh montok Marwah meski dalam situasi yang sangat menegangkan       Tapi justru itu yang bikin nikmat, rasa deg-degan karena takut terpergok membuat mereka meresapi setiap detik tautan alat kelamin mereka    

Memandang sekeliling, Marwah memastikan kalau tidak ada lagi orang yang lewat       Sambil terus menggoyang tubuhnya dari atas, ia semakin kencang menekan pinggulnya jauh ke bawah, membuat kontol Adi jadi menusuk dan menancap lebih dalam       Mereka memekik bersamaan, cukup keras terdengar, tapi untung ada suara celoteh bebek-bebek yang menyamarkannya       Marwah membungkuk dan mengeluarkan teteknya dari balik jubah, ia meminta Adi untuk menghisapnya       ”Ini kan yang kau inginkan?” tanyanya dengan kerlingan nakal    

Tak menjawab, Adi segera menyosor benda bulat itu       Gerakan mulutnya secepat paruh para bebek yang lagi berebutan cacing       Bedanya, kali ini puting Marwah lah yang menjadi sasarannya       Adi mencucup dan menghisapnya dengan rakus       Ia menjilatinya secara bergantian, dua-duanya ia garap secara adil, dari kiri ke kanan, lalu balik lagi lagi ke kiri       Kalau sudah kelelahan, ia benamkan mukanya ke belahannya yang curam    

”Auw!” Marwah memekik kegelian menerimanya, tapi bukannya berhenti, ia malah meminta Adi agar menggigit-gigit ringan putingnya       Dengan senang hati, Adipun melakukannya       Dan Marwah semakin kelojotan dibuatnya, ia terus menekan tubunnya sampai dirasakannya Adi orgasme tak lama kemudian       Sperma bocah itu berhamburan memenuhi lubang memeknya    

”Budhe, aku keluar!” pekik bocah itu sambil meremas kuat-kuat tetek besar Marwah    

Marwah terdiam, membiarkan Adi menikmati puncak permainannya       ”Dasar bocah, baru sebentar sudah keluar      ” batinnya dalam hati       Tapi Marwah tak bisa menyalahkannya juga       Siapa juga yang bisa tahan main lama dengannya? Jangankan Adi yang masih bau kencur, dulu suaminya saja hanya sanggup bertahan lima menit    

”Tubuhmu terlalu nikmat, Sayang!” begitu kata suaminya beralasan kalau Marwah mendengus kecewa       Dan sampai laki-laki itu meninggal, Marwah tidak pernah merasakan indahnya orgasme       Jadi dia maklum saja kalau Adi yang baru pertama kali ini ngentot, jadi kelihatan cupu di depannya    

”Kamu salah memilih sasaran, Di      ” gumam Marwah sambil membenahi pakaiannya       Dia sudah mencabut penis Adi dari belahan memeknya dan sekarang menyuruh bocah nakal itu untuk mencuci tubuhnya di sungai       Marwah menyusul tak lama kemudian       Jongkok di tepi sungai, ia membasuh lubang kencingnya yang penuh oleh sperma Adi    

”Budhe, punyaku bangun lagi      ” seru Adi yang duduk di sebelahnya    

Marwah menoleh, dan mendapati kontol Adi yang sudah tegang kembali       ”Kenapa, kamu pengen lagi?” tanya Marwah menggoda       Dia memegangi penis itu dan kembali mengocoknya pelan    

Adi mengangguk malu-malu, ”Iya, Budhe      ”

”Kan tadi sudah,” kilah Marwah    

”Tapi masih pengen,” rengek Adi manja    

”Besok lagi ya? Sekarang Budhe harus pulang, sudah siang      ” Marwah melepas kontol Adi, membuat si bocah melenguh kecewa    

”Besok? Disini? Seperti tadi? tanya Adi penasaran    

Marwah tersenyum dan mengangguk       Hatinya gembira, dia kini sudah punya ’teman’ yang bisa membantunya melepas birahi, meski itu adalah Adi, anak tetangganya yang baru berusia limabelas tahun       Tapi tak apa, biarpun masih kecil, tapi kontolnya sudah keras dan panjang       Dan kalau dilatih dengan benar, dengan bimbingan Marwah tentunya, sebentar lagi benda itu akan menjadi dewasa dan siap untuk digunakan sepenuhnya    

“Gimana, Budhe?” tanya Adi lagi, menagih janji Marwah    

Marwah mengangguk       “Iya, disini       Tapi ingat, kamu harus jaga rahasia ini       Kalau sampai ada orang yang tahu, bisa-bisa kamu akan dibunuh orang       Kamu nggak mau kan itu terjadi?” ancam Marwah    

Adi mengangguk setuju    

***

Esoknya, setelah mengikat kambing-kambingnya ke pohon terdekat, Adi mendekati Marwah yang sudah menunggu di dalam gubuk       ”Pagi, Budhe?” sapanya ramah    

Marwah melirik celana bocah itu, tampak sudah ada sedikit tonjolan disana, Adi rupanya sudah tak sabar       ”Kok bawa kambing, kemana ayahmu?” tanya Marwah basa-basi    

Tidak menjawab, Adi malah meloncat duduk di samping Marwah dan langsung menjulurkan tangannya untuk meremas-remas tetek Marwah yang tersembunyi di balik baju kurung       ”Adi kangen ini, Budhe      ” kata bocah itu    

Marwah tersenyum dan tetap membiarkan Adi melakukannya       ”Budhe juga kangen ini?” balas Marwah sambil mengelus-elus kontol Adi dari luar celana       Cukup lama mereka saling merangsang hingga ada beberapa orang ibu-ibu yang lewat di belakang gubuk    

Marwah segera berpura-pura menawari Adi minum kopi       ”Cepat minum, Di, sebelum keburu dingin!”

Adi langsung menenggaknya, sama sekali tidak menyangka kalau kopi itu masih sangat panas       Dia langsung mengaduh sambil jingkrak-jingkrak, lidahnya serasa terbakar       Para ibu tertawa melihatnya, bahkan Marwah juga ikutan tertawa       Adi jadi tersipu karena jadi bahan tertawaan       Tapi untunglah, karena tingkahnya itu, jadi tidak ada yang curiga dengan apa yang baru saja ia lakukan bersama Marwah    

”Dapat kue apa, Di, dari Budhe Marwah?” tanya salah seorang ibu       Mereka rupanya hendak menuju sawah Haji karim yang hari ini dipanen    

Adipun menjawab sekenanya, ”Ini, ada singkong goreng       Tapi masih belum boleh dimakan, nunggu dibuka dulu      ”

ibu-ibu tertawa mendengarnya, setelah pamit pada Marwah, mereka melanjutkan perjalanan       Marwah yang mengerti apa yang dimaksud oleh Adi, langsung menjitak kepala bocah itu kuat-kuat    

”Hati-hati kalau bicara, kan sudah Budhe peringatkan kemarin      ” ancam Marwah    

”I-iya, Budhe      ” sambil mengusap-usap kepalanya yang jadi benjol, Adi menjawab takut-takut    

Marwah jadi kasihan melihatnya       Setelah melihat sekeliling, memastikan kalau situasi aman, iapun berkata pada Adi       ”Udah… sini, sekarang kamu rebahan di pahaku       Kepalamu di sini,” Marwah menunjuk pangkal paha di bawah perutnya       ”Kamu hisap tetek Budhe biar lidahmu jadi dingin lagi      ” kata Marwah, merujuk pada kekonyolan Adi tadi    

Mengangguk kesenengan, Adipun merebahkan kepalanya di paha Marwah, dinantikannya Marwah yang sedang sibuk melepas kancing baju panjangnya       Tersenyum, Marwah mengeluarkan teteknya dan memberikannya pada Adi, ia menarik keluar dua-duanya, menyajikan pemandangan yang sangat indah di mata si bocah       Tak berkedip, Adi segera mencium dan mengulumnya, ia hisap putingnya yang bulat runcing bergantian, kiri dan kanan       Bagai bayi yang kehausan, mulutnya terus menempel di dada Marwah       Dengan jilbab lebarnya, Marwah menyembunyikan kepala Adi, membuat perbuatan mesum mereka jadi terasa aman    

Di sisi lain, Marwah juga tak mau tinggal diam, dia mulai mengelus-elus burung Adi       Tak puas dari luar celana, ia masukkan tangannya ke dalam celana si bocah       Masih tak puas juga, akhirnya ia pelorotkan celana pendek Adi ke bawah hingga kontolnya yang sudah menegang dahsyat terlontar keluar       Marwah segera menangkap dan menggenggamnya, lalu dengan perlahan mulai dielusnya       Sementara Adi terus menghisap teteknya secara bergantian, Marwah mulai mengocok benda itu kuat-kuat, ia benar-benar gemas dengan kontol muda Adi    

”Ehm… ehss… enak, Budhe!” desis Adi dengan mulut tetap menempel di puting Marwah, sekarang benda itu sudah terlihat basah dan memerah karena air liurnya    

Marwah membalas dengan mengocok penis Adi semakin cepat, dan saat ia sudah mulai tak tahan, cepat-cepat Marwah menyingkap baju panjangnya dan berbaring telentang di papan       Sedikit tak sabar, ia bimbing Adi agar segera menindih tubuhnya       Gemas ditangkapnya burung bocah itu lalu cepat dimasukkannya ke dalam memek saat Adi tampak kesulitan melakukannya       Begitu sudah masuk, reflek Adi segera memompa tubuhnya, membuat alat kelamin mereka sekali lagi saling mengisi dan menggesek    

Mereka melenguh berbarengan, juga merintih bersama-sama, serta berkeringat berdua sampai akhirnya Adi melepaskan spermanya tak lama kemudian       Sama seperti kemarin, Marwah juga belum apa-apa       Ia baru merasa nikmat, tapi Adi sudah keburu terkapar duluan       Tapi lumayan, sudah sedikit lebih lama dari kemarin    

Adi segera mencabut penisnya dan duduk terengah-engah di samping Marwah, ia melihat sekeliling sembari memperbaiki celananya    

“Bagaimana, ada orang” tanya Marwah yang masih tiduran       Tangannya menarik kembali bajunya ke bawah hingga menutup ke mata kaki       Untuk payudaranya, tetap ia biarkan terbuka karena Adi masih mengusap-usap dan meremas-remasnya pelan       Bocah itu tampak sangat menyukainya    

Tidak menjawab, mata Adi tetap awas melihat sekeliling       Sementara tangannya juga tetap berada di atas gundukan payudara Marwah, meremas-remas lembut disana sambil sesekali memijit dan menjepit putingnya yang bulat mungil    

Merasa diperdayai, Marwah segera bangkit dan duduk di samping Adi       Benar, sawah kelihatan sepi, sama sekali tidak ada orang       Ia segera menjitak kepala bocah itu keras-keras, ”Dasar kamu, ya!” umpatnya karena sudah dibohongi    

Adi tertawa cengengesan sambil mengusap-usap kepalanya yang nyeri, sama sekali tidak kelihatan marah       Malah dia mengajak Marwah untuk pergi ke sungai membersihkan diri    

Sejak itu, hubungan mereka menjadi semakin ’akrab’       Adi setiap hari meminta jatah kepada Marwah, dia sudah tidak malu-malu lagi melakukannya, sepertinya dia sudah ketagihan dengan tubuh molek ibu muda itu       Marwah yang melihatnya, jadi punya ide lain       Dengan senang hati ia memberikan tubuhnya pada Adi dengan sedikit permintaan; disuruhnya Adi ini dan itu, mulai dari menjaga bebek hingga mengangkat pakan ternak yang beratnya minta ampun       Tapi Adi tampak senang-senang saja melakukannya, yang penting ia dapat merasakan tubuh mulus Marwah    

Hubungan itu terus berjalan hingga tanpa terasa sudah memasuki bulan ketiga       Adi sudah semakin ahli dan pintar, beberapa kali ia bisa mengantar Marwah menuju orgasmenya       Marwah senang bukan main menerimanya, ia semakin sayang pada bocah itu       Untuk jaga-jaga, Marwah ikut KB       Tiap hari ia minum pil agar tidak sampai hamil       Hubungan ini tidak boleh sampai berakhir    

Dan bukan hanya mereka berdua yang senang, orang tua Adi juga ikut gembira karena anaknya diperlakukan dengan baik oleh Marwah       Mereka ikhlas saja melepas Adi, bahkan menyuruh bocah itu agar tak segan membantu Marwah bila ada kesulitan       Misalnya seperti hari ini, saat Marwah sibuk membuat telor asin, dengan senang hati orang tua Adi mengijinkan anak mereka agar menginap di rumah Marwah    

”Biar bisa cepat selesai,” begitu kata ayahnya    

Marwah tersenyum dan mengucapkan terima kasih       Di belakang, Adi bersorak gembira karena tadi siang, Marwah menjanjikannya sesuatu yang ’spesial’, dengan syarat dia mau tidur di rumahnya       Adi jadi tidak sabar menunggu, apakah sesuatu yang spesial itu?

Malam bergerak lamban bagi Adi       Sampai pukul 21      00, mereka masih mengerjakan pesanan telor asin yang tinggal sedikit lagi selesai       Di luar, suasana cukup sepi       Di Desa itu memang jarang yang keluar malam       Kelelahan setelah bekerja seharian di ladang membuat banyak rumah yang sudah menutup pintu, bahkan tidak sedikit yang mematikan lampu       Tak terkecuali kediaman Marwah, bahkan anak dan orang tua Marwah sudah pada tidur sejak sore tadi       Hanya tinggal Adi dan Marwah yang masih melek di malam yang dingin itu    

Adi yang sudah tak sabar segera mencolek lengan Marwah, ”Gimana, Budhe?” tanyanya konak    

Marwah membalas dengan mengusap pelan kontol Ade, benda itu terasa sudah mengeras dan menegang penuh       ”Sabar, tinggal sedikit lagi      ” bisiknya    

Adi memindahkan tangannya ke gundukan payudara Marwah, membuat baju kurung yang dikenakan wanita itu jadi bernoda tanah saat dia mulai meremas-remas pelan disana       Marwah hanya mendesah, tapi tidak menolak       Sambil terus membuat telor asin, dia membiarkan tangan Adi tetap berkreasi       Sekarang bocah itu malah sudah memasukkan jari-jemarinya ke sela kancing baju Marwah, menyentuh gundukan payudaranya secara langsung dan memilin-milin putingnya yang sudah mulai terasa sedikit mengeras       Marwah sadar, Adi sudah benar-benar pengen, nafsu bocah itu sudah tidak dapat ditangguhkan lagi    

Meletakkan telornya yang tinggal sekeranjang lagi, Marwah segera mengajak Adi untuk mencuci tangan ke sumur belakang       Setelah itu ia segera menuntun si bocah masuk ke dalam kamarnya       Saat melewati dapur, Marwah mengambil sedikit minyak goreng, ditaruhnya di dalam sebuah mangkok kecil    

”Buat apa, Budhe?” tanya Adi penasaran    

“Ini yang kubilang spesial kemarin,” sahut Marwah    

”Budhe mau menggoreng ikan di kamar?” tanya Adi polos    

Tawa Marwah meledak mendengarnya, ”Sudah, kamu diam saja      ”

Mereka masuk ke kamar dan Marwah segera mengunci pintunya       Dua anaknya sudah tidur di kamar yang lain, sedang yang terkecil lebih sering tidur bersama neneknya       Marwah tidur sendiri di kamar ini       Tapi tidak malam ini, sekarang ia ditemani Adi, yang sudah ditelanjanginya sampai bugil dan disuruhnya berbaring di atas ranjang       Marwah sudah melapisi spreinya dengan plastik putih tipis transaparan    

”Panas, Budhe      ” Adi mengomentari alas tidurnya yang aneh    

Marwah tersenyum saja, tapi tidak menjawab       Ia mulai mencopoti seluruh bajunya hingga tak lama kemudian sudah sama-sama bugil       Kontol Adi tampak semakin menegang dahsyat melihat tubuh montok Marwah yang tersaji indah di depannya       Inilah untuk pertama kalinya ia melihat tubuh Budhenya secara utuh, dalam jarak yang begitu dekat, tanpa perlu harus mengintip seperti yang dilakukannya dulu    

Tetap tersenyum, Marwah segera berjalan mendekat sambil membawa mangkok berisi minyak goreng       Ia duduk di samping Adi       Dibiarkannya tangan Adi yang nakal mulai merambat untuk mengelus-elus seluruh tubuhnya       ”Kamu suka tubuh Budhe?” tanya Marwah memancing sambil tangannya mulai melumuri burung Adi memakai minyak goreng       Adi tentu saja langsung tersentak dibuatnya    

”Ehm… suka banget, Budhe! Uughh… enak!” rintihnya saat Marwah mulai mengocok kontolnya pelan    

Marwah kembali mengucurkan minyaknya, kali ini giliran perut dan dada Adi yang menjadi sasaran       Dengan menggunakan gundukan payudaranya, Marwah kemudian menunduk untuk meratakannya       Adi tentu saja langsung terkejang-kejang dipijit-pijit seperti itu       Apalagi saat Marwah mulai menindih tubuhnya, dan secara perlahan memasukkan penisnya yang sudah menegang dahsyat ke dalam lubang memeknya… ugh, nyawa Adi bagai terbang ke langit ke tujuh merasakannya!

Tapi baru saja ia menggoyang, kira-kira masih sepuluh tusukan, tiba-tiba Marwah berhenti menggerakkan pinggulnya, membuat kontol Adi yang baru merasa nikmat jadi ngaceng tanggung       ”Budhe, kok berhenti?” tanya Adi kecewa    

Marwah tersenyum penuh arti, ”Kamu suka, enak tidak?” tanya Marwah nakal    

Adi mengangguk cepat, ”Enak banget, Budhe       Ayo goyang lagi!” pintanya    

Marwah menggeleng       ”Ada lagi yang lebih enak, kamu pasti suka!” sambil berkata, dia turun dari tubuh Adi, membuat si bocah makin mendengus kesal karena merasa dipermainkan    

”Apaan, Budhe? Ayo cepetan!” seru Adi tak sabar, rasanya dia tega untuk memperkosa Marwah kalau wanita itu terus menggodanya seperti ini    

Tidak menjawab, Marwah mengambil minyak goreng lalu mulai melumuri lubang pantatnya sendiri       Setelah dirasa cukup merata, dia kemudian membungkuk di depan Adi, mempertontonkan lubang pantatnya yang tampak licin dan mengkilat       Adi yang tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Marwah, segera menyerbu dari belakang dan menusukkan batang kontolnya ke lubang memek si ibu muda    

”Bukan yang itu, Di      ” Marwah cepat mendorong tubuh Adi ke belakang       ”Tapi yang ini!” dia menunjuk lubang anusnya    

Adi celingukan, ”Apa cukup, Budhe?” tanyanya sambil membandingkan ukuran penisnya dengan lubang itu    

”Lakukan saja, nanti aku tuntun,” kata Marwah tak sabar       Dia kembali menungging saat Adi mulai berlutut di belakangnya       Cepat ditangkapnya burung bocah itu lalu ia tempelkan ujungnya yang tumpul ke lubang pantatnya       “Ayo tusuk, Di       Tekan yang kuat,” Marwah memberi perintah    

Adi mengikuti, ia tekan kontolnya kuat-kuat hingga menembus lubang sempit itu       Ia merasakan bagaimana cengkeraman lubang anus Marwah bagai mencekik burungnya, tapi tetap berusaha ia tahan karena di sisi lain ia juga merasa nikmat karenanya       Adi merasa kontolnya bagai diremas-remas dan dielus-elus ringan oleh lorong anus Marwah    

“Ayo goyang, Di,” bisik Marwah saat rasa kebas di pantatnya sudah mulai hilang    

Adi melakukannya, ia mulai menggoyang pinggulnya perlahan hingga batang penisnya yang besar bergerak keluar-masuk dengan pelan di dalam lubang sempit Marwah       ”Eghs… Terus, Di… ughh… enak!” desah Marwah keenakan       Mereka terus berada dalam posisi seperti itu hingga beberapa menit lamanya    

Sambil menggoyang, Adi menggapai tetek Marwah yang menggantung indah di depannya untuk digunakannya sebagai pegangan       Putingnya yang mungil ia pilin-pilin kuat saat penisnya keluar-masuk semakin cepat di pantat perempuan cantik itu Bacaan sex hot: Kisah Sex Nyata Dipuaskan Oleh Dua Wanita IGO

”Ough… enak, Di! Terus! Tusuk yang dalam! Ahh…” Marwah menggeleng-gelengkan kepala, merasa sangat nikmat sekali       Sudah lama ia tidak merasakan yang seperti ini, terakhir dengan suaminya beberapa tahun yang lalu, itupun tidak lama karena sang suami lebih suka mencoblos liang memeknya daripada lubang pantatnya       Dengan Adi, Marwah jadi bisa menyalurkan fantasinya yang tertunda    

”Arghhh… Adi… aku… oughhh…” tak sanggup meneruskan kata-katanya, Marwah meledak tak lama kemudian       Ia orgasme, air cintanya tumpah ruah membasahi plastik bening di atas sprei    

Adi sedikit kaget dibuatnya, ia sempat menghentikan goyangannya sebentar untuk mengintip apa yang terjadi       Saat tahu kalau Marwah baik-baik saja, bahkan wanita itu terlihat puas dan bahagia sekali, barulah Adi meneruskan genjotannya, bahkan kali ini menjadi lebih cepat karena ia juga merasa tidak tahan lagi       Jepitan anus Marwah yang sangat ketat dan kuat mustahil untuk dilawan    

”Arghhhh… Budhe!” menjerit tak kalah keras, Adi memeluk kuat tubuh montok Marwah dan menusukkan penisnya sedalam mungkin ke lubang dubur perempuan cantik itu, disana ia melepaskan semua spermanya berkali-kali    

Marwah tersenyum, semua pelajarannya untuk mendewasakan Adi kini tuntas sudah       Anak itu sudah resmi menjadi lelaki dewasa       Dipeluknya tubuh kurus Adi yang ambruk kelelahan di atas ranjang, ditunggunya hingga Adi siap untuk ronde yang kedua       Malam ini adalah malam spesial, mereka tidak boleh tidur!

Koleksi Cerita Dewasa Sex ABG Perawan, Cerita Dewasa Sex SMA, Cerita Dewasa Sex Gangbang, Cerita Dewasa Sex SPG, Cerita Dewasa Sex ABG Bispak, Cerita Dewasa Sex Model, Cerita Dewasa Sex Suster, Cerita Dewasa Sex Janda Binal, Cerita Dewasa Sex Mahasiswi Bispak 

Itil Service